Hiatus

Hiatus memiliki banyak makna, setidaknya itulah yang dijelaskan dalam Merriam-Webster . Arti kata pertama adalah jeda atau selisih yang ada dalam objek material. Arti berikutnya adalah jeda di dalam waktu atau hal yang berlanjut. Kedua makna yang berbeda tersebut bermuara pada satu kesimpulan, yaitu adanya jeda atau selisih antara dua ruang atau waktu.

Hiatus sendiri memiliki istilah sepasang. Istilah tersebut adalah vakum. Keduanya sering digunakan di kalangan umum untuk menggambarkan masa jeda yang diambil oleh seseorang di antara dua waktu pekerjaan. Bedanya, hiatus memiliki waktu yang telah ditentukan, sedangkan vakum tidak.

Penggunaan hiatus dalam budaya saat ini didominasi oleh para pekerja seni. Mungkin istilahnya lebih keren di media massa. Dari penelusuran saya di google (1 September), berita yang menggunakan istilah hiatus merujuk kepada artis-artis Korea yang kembali manggung setelah lama vakum. Media banyak menggunakan hiatus, entah keren-kerenan atau memang sudah ditentukan masa istirahatnya.

Rasanya cukup untuk membahas apa makna hiatus. Kali ini, saya ingin langsung berbagi cerita dari vakumnya blog ini.

Saya terakhir kali update blog pada 27 Agustus 2021 lalu yang berjudul “Perlunya Hati dan Niat yang Mantap”. Artikel tersebut sebenarnya merupakan hasil tongkrongan saya dengan seorang teman semejak Idul Fitri yang lalu. Menuliskan cerita tongkrongan memang pernah saya coba, hasilnya adalah artikel yang berjudul “Menyelaraskan Personal Branding dan Relasi.” Alhamdulillah, interaksinya cukup baik. Banyak blogger yang berkomentar di blog saya. Sepertinya ini karena tulisannya sesuai dengan apa yang dibutuhkan orang dalam meniti kariernya. Namun, hasil kontras terjadi dalam artikel setelah ini. Saya menyelesaikan penulisan tersebut alakadarnya setelah mangkrak berbulan-bulan. Akhirnya saya tidak pede dengan hasilnya alhasil interaksi pun sangat minim.

Mengapa sempat hiatus?

Saya sempat berhenti ngeblog sementara waktu karena keterbatasan alat. Laptop yang saya gunakan sudah berumur lanjut. Laptop yang saya gunakan selama ini adalah Acer One, dibeli tahun 2015, saat masih mahasiswa baru. Dari awal masuk kuliah sampai mengerjakan skripsi, laptop itulah yang selalu menemani saya. terkadang saya juga menggarap urusan kantor pun ditemani laptop tersebut. Bahkan, saya pernah nekat menggunakannya untuk desain dengan Corel Draw dan editing video. Alhasil, performanya sudah tidak bisa diharapkan lagi. Sebentar-sebentar, ia sudah nge-lag. Butuh waktu lama untuk menunggu sampai kembali normal. Kadang-kadang saya tinggal untuk bikin kopi sembari menunggunya bisa digunakan lagi.

Selain itu, saya sempat galau untuk melanjutkan masa depan. Kegalauan saya lahir dari kebimbangan kapan dan di mana saya akan melanjutkan studi. Sudah hampir tiga tahun saya mengabdi dan belum ada kejelasan terkait masa depan. Di masa-masa itu, saya masih ragu memilih tempat kuliah (lagi). Beberapa tawaran kerja saya tolak agar saya bisa kuliah. Namun, hasilnya sama-sama nihil. Kondisi saya ini digambarkan dalam pepatah Minangkabau "sikucapang sikucapeh, saikua tabang saikua lapeh " yang artinya yang dikejar tidak dapat, yang sudah dipunyai lepas.

Apa yang membuat kembali ngeblog lagi?

Saya kembali mengumpulkan semangat untuk menyambung yang lama terputus, mengingat yang terlupa, dan mengerjakan apa yang belum dikerjakan. Hal pertama adalah perangkat yang sudah mumpuni. Saat saya pulang ke rumah selama dua pekan, saya ditawari laptop yang lebih baik. Kebetulan tetangga punya usaha laptop second dengan spesialisasi Lenovo ThinkPad. Spesifikasinya sudah tidak diragukan lagi. Ya sudah, saya ambil tawaran tersebut dan melepaskan laptop lama saya.

Di antara masa-masa kosong itu, saya membayangkan apa yang akan saya tulis di blog ini. Selama masa hiatus, saya bertemu dengan banyak orang, melalui banyak kejadian, membaca beberapa buku dan artikel, serta berplesir ke beberapa tempat. Dari beberapa pengalaman tersebut, kiranya ada beberapa yang saya rasa layak untuk dibagikan. Tinggal bagaimana saya menuangkannya ke dalam tulisan, seperti yang dikatakan Imam Syafii bahwa ilmu bagaikan tulisan dan tulisan adalah penikatnya, maka ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat.

Apa yang harus dilakukan setelah masa hiatus?

Banyak! Banyak yang harus saya lakukan setelah berlama-lama istirahat. Langkah pertama yang akan saya lakukan adalah sering-sering update blog ini. Tidak dari tampilan, tapi kontennya yang bertambah. Kebiasaan saya sebelumnya adalah gonta-ganti tampilan blog setelah lama tidak ngeblog. Untuk saat ini, saya akan fokus ke kontennya saja daripada buang-buang waktu untuk otak-atik layout, HTML, dan segala tetek bengeknya. Tentunya ini perlu inspirasi untuk mencari bahan yang pas dan meraciknya sampai menjadi konten yang berkualitas. 

Selanjutnya adalah memperbanyak referensi untuk studi. Saya harus banyak-banyak mencari info untuk studi lanjut, baik di dalam maupun luar negeri. Saya mesti berdiskusi dengan banyak pihak tentang hal ini, mulai dari dosen, senior, atau teman-teman lain. Selain itu, saya harus pula mencari berita terkait informasi studi. Tak hanya itu, saya juga harus mempersiapkan berbagai persyaratan untuk melanjutkan kuliah lagi. 

Tak hanya tujuan studi, tapi juga bahan untuk apa yang mau diteliti untuk tesis. Myoritas perguruan tinggi yang saya cari menyaratkan pengiriman proposal tesis untuk pendaftaran. Maka dari itu, saya perlu mencari bahan-bahan bacaan untuk itu. Melihat pengalaman orang-orang yang sudah melanjutkan studi, ada yang mengembangkan skripsinya sebagai penelitian tesis. Lainnya ada yang mencari judul baru. Kiranya akan jadi pertimbangan saya untuk memilih pembahasan yang lebih tepat.

Selain itu, saya harus berlatih sebagai bekal persiapan kuliah. Sementara saya masih mengikuti kursus TOEFL yang sudah saya ceritakan sebelumnya. Tujuan saya agar mengerti skill apa saja yang harus dimiliki saat mengerjakan tes. Hitung-hitung sekalian mereview kembali pelajaran bahasa Inggris yang saya pelajari di masa sekolah dulu.

Tak lupa, saya juga perlu memulai transformasi nilai dan program kepada teman-teman staf baru. Sudah tiga tahun saya mengabdikan diri kepada universitas dan sudah banyak staf baru yang menggantikan mereka yang pulang. Hal ini bisa saya lakukan dengan saling mendengarkan keluh kesah mereka, mencarikan solusi terbaik, berbagi tugas, dan mendelegasikan beberapa tugas. Hal ini saya rasa perlu agar mereka siap bertugas apabila sewaktu-waktu saya harus kembali ke keluarga.

Cukup sekian dari apa yang saya tuliskan di sini tentang mengapa saya vakum sejenak dari blogging. Ngeblog terkadang menjemukan jadi perlu sedikit refreshing, tapi jangan terlalu lama refreshing-nya nanti malah keteteran. Untuk mengembalikannya, kita perlu banyak cari-cari inspirasi, bisa dari blogwalking, membaca buku atau artikel online, berjalan-jalan melihat alam sekitar dsb. Semakin banyak yang kita cari, semakin banyak inspirasi dan referensi masuk dalam diri kita. Wallahu a’lam.

Posting Komentar

8 Komentar

  1. Bener, kalo kelamaan Hiatus, ntah kenapa malah membuat semakin malas untuk menulis. Itu sih yg aku rasain. Dulu sempet Hiatus lama, dan pas balik lagi, rasanya makin susah utk memulai ngeblog. Cari kata2 pembuka aja bisa lamaaaaaa mikirnya hahahah.

    Kalo skr sih blm ngalamin lagi Hiatus. Biasanya aku tidak update blog bbrp saat, Krn sedang traveling. Jadi blogpun ga bisa kesentuh. Secara aku rutin jalan2, sebelum pandemi. Sekali jalan bisa 2 mingguan. Makanya blog hrs ngalah dulu :D. Baru setelah itu hasil traveling aku pindahin ke blog.

    Tapi Krn pandemi, jadi blm nulis apapun soal jalan2, makanya aku banting setir nulis ttg kuliner :D. Mau nunggu bisa traveling lagi, bisa penuh sarang laba2 ini blog mas 😅

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, betul! Kalo kelamaan hiatus, kita kadang-kadang susah menyusun apa yang sudah ada di kepala. Ibarat orang baru bangun tidur, waktu "mengumpulkan nyawanya" lama banget.
      Pandemi juga jadi kendala buat travel blogger karena gak bisa ke mana-mana alhasil kekurangan ide buat menulis artikel. Syukurlah kalau punya ide lain yang gak kalah kreatif.

      Hapus