Produk merupakan salah
satu identitas negara. Ia menunjukkan kekayaan warisan negara, keragaman budaya
dan keunggulan negara di kancah internasional. Tak terbayang bangganya apabila
sebuah negara memproduksi handphone kemudian mengekspornya ke negara-negara
lain dan laku di pasaran karena kualitasnya tidak diragukan. Orang yang
membelinya akan bertanya kepada pedagang, “Bang, ini produk mana? Koq bagus
banget?” Si pedagang menjawab, “Oh, ini produk negara A, pak/bu.” “Negaranya
pasti maju. Produknya bagus, sih.” Komentar si pembeli.
Kira-kira beginilah
percakapan antara pembeli dan pedagang mengulas sebuah produk. Kualitas sebuah
produk dapat menentukan maju-mundurnya negara. Kita tak dapat menutup mata
dengan beredarnya berbagai produk. Semua produk bersaing untuk menarik minat
konsumennya. Mereka menawarkan beragam kelebihan dan fasilitas demi pelanggan,
mulai dari spesifikasi lengkap nan canggih, harga menggiurkan, sampai bingkisan
cantik dari produk bersangkutan. Tak hanya itu, banyak merek-merek ternama
berani mensponsori sebuah acara di kota atau kampung. Tentunya ini semua
bertujuan untuk mengenalkan produknya kepada khalayak selain untuk menggerakkan
roda kehidupan masyarakat.
Masyarakat saat ini pun
memilih produk yang mereka kenal, tak peduli asal produk tersebut. Asal produk
itu berkualitas, mereka memilih produk yang lebih termasyhur. Akan tetapi jika
produk itu berasal dari negara asing, ke mana produk dalam negeri kita sendiri?
Apakah produk kita sama larisnya dengan produk asing atau malah kalah bersaing
dengan produk lain? Jika produk asing mendominasi sedemikian rupa, produk
negeri kita sendiri akan tersingkir dari pasaran lantaran kalah bersaing.
Indonesia yang harusnya merajai pasar di negeri sendiri dengan produk-produk
unggulannya akan menjadi tempat produk asing dijajakan.
Di zaman online saat ini, banyak toko-toko
daring menjajakan barang-barangnya dan menghiasi beranda media sosial kita,
mulai dari pakaian, produk kecantikan sampai produk-produk kesehatan. Tak
terhitung berapa iklan di media sosial yang terpajang di layar ponsel atau
komputer kita. Belum lagi iklan yang ada setiap kita menonton video di laman YouTube,
sudah berapa produk yang terpampang depan mata kita. Tak masalah jika
produk lokal mendominasi iklan di internet. Namun, lagi-lagi, produk kita harus
bersaing ketat dengan produk asing yang gencar beriklan di depan layar. Kalau
produk kita kalah bersaing dalam iklan, siapa yang bakal tahu produk dalam
negeri kita? Dan jika semua orang tidak tahu produk negeri kita, siapa yang mau
membelinya?
Seperti yang telah saya
bahas di awal, produk menunjukkan identitas budaya suatu negara. Apabila produk
dalam negeri merajai pasar, maka dapat dikatakan budaya masyarakat yang ada
kuat karena masyarakat punya kesadaaran untuk memelihara budaya mereka dengan
membeli prodduk mereka sendiri. Sebaliknya, jika produk asing yang menguasai
pasar, ada indikasi rakyat tak mau lagi membeli produk lokal maka budaya asli
pun tergeser. Produk asing tidak sekedar menunjukkan barang, ia juga
menunjukkan budaya negara asal. Restoran cepat saji asal Amerika pasti
menyertakan pula kultur Amerika di sana, meskipun telah menyesuaikan dengan
kebiasaan masyarakat Indonesia. Apabila produk dalam negeri kehilangan
pamornya, jangan menyalahkan siapapun ketika ia menjadi incaran negara lain dan
diklaim sebagai produk aslinya. Tentu kita masih ingat dengan peristiwa klaim
Malaysia atas batik, keris dan lainnya. Klaim itu menurut saya karena
masyarakat Indonesia kurang menyadari pentingnya menjaga kebudayaan negeri
sendiri.
Produk menunjukkan identitas budaya suatu bangsa |
Saya mengerti bahwa
pemerintah telah berusaha untuk mempromosikan produk negeri kita, baik
pemerintah pusat maupaun daerah. Kalangan pengusaha pun telah melakukan hal
yang sama. Kita tentu masih ingat Titiek Puspa berkali-kali menyerukan
“Cintailah Produk-Produk Indonesia” untuk mengajak kita memilih produk dalam
negeri. Sekarang tinggal kita sebagai rakyat Indonesia yang harus memilih
apakah menggunakan produk kita atau produk asing. Saya menyarankan agar kita
memilih produk dalam negeri kita. Mengapa?
Pertama,kualitasproduk dalam negeri kita tak kalah
dengan produk asing. Meskipun kita perlu mengakui bahwa kita masih tertinggal
di beberapa bidang, kita mesti bangga karena produk kita banyak pula yang
bermutu tinggi. Pakaian batik kita tak kalah bagus dengan pakaian-pakaian dari
negara-negara lain. Peralatan olahraga asli Indonesia seperti League, Specs dan
Eagle ternyata kualitasnya dapat menyaingi produk asing seperti Nike, Adidas
dll.
Kedua, membeli produk dalam negeri sama dengan
menjaga kebudayaan kita. Produk hasil Usaha Kecil Menengah (UKM) mayoritas
berupa produk asli daerah. Pemerintah daerah telah mengembangkan UKM dengan
berbagai cara, mulai dari pemberian bantuan modal usaha, pelatihan, dan
penyediaan sentra UKM untuk menjajakan produk UKM. Usaha pemerintah dan pelaku
UKM perlu kita apresiasikan dengan membelinya. Kita membeli produk UKM berarti
kita menjaga keberadaan produk asli daerah dan melindungi hasil
kebudayaannegeri kita.
Ketiga, tak hanya menjaga kebudayaan, membeli produk
dalam negeri membantu meningkatkan devisa negara. Semakin banyak produk dalam
negeri yang terjual, semakin besar penghasilan negara kita. Semakin besar uang
yang masuk, semakin banyak devisa negara.
Keempat, produk dalam negeri dijamin lebih ramah di
kantong dibandingkan produk asing. Hal ini demikian karena bahan baku dan
prosesnya dari Indonesia. Untuk produk asing,produksinya di luar negeri dan
membutuhkan biaya lebih untuk mengekspornya ke Indonesia. Lebih lagi, untuk
masuk ke Indonesia dikenakan bea cukai agar sah diedarkan di Indonesia. Perlu
membayar lebih untuk mendapatkan sebuah produk dengan kualitas yang sepadan
dengan merek berbeda.
Beberapa produk asli Indonesia yang mendunia |
Terakhir, telah banyak produk kita go internasional.
Saya pernah menonton iklan mie instan asli Indonesia, Indomie yang laris manis
di beberapa negara Afrika. Ada pula video tentang kreasi memasak Indomie dari
dua orang artis video tentang kreasi memasak Indomie dari dua orang artis
You Tube asal Amerika. Itu berarti orang di luar sana merespon positif
hadirnya produk Indonesia di negara mereka karena kualitasnya. Kalau mereka
saja menyukai produk kita, mengapa kita tidak?.
Dari sini kita bisa
menyimpulkan bahwa kita sebagai warga negara Indonesia selayaknya mengutamakan
produk dalam negeri. Produk dalam negeri mampu bersaing dengan produk asing
sehingga kualitasnya tak perlu diragukan. Apabila kita membeli produk dalam
negeri, kita telah memelihara produk budaya kita sendiri. Selain itu, membeli
produk dalam negeri membantu meningkatkan devisa negara dan karenanya ekonomi
negara semakin berkembang. Jadi, jangan ragu untuk memilih produk dalam negeri.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang Harkonas, silahkan kunjungi alamat resmi Hari Konsumen Nasional 2016
0 Komentar