Tahun Baru, Alamat Baru


Di tahun lalu, kita sudah berjuang melewati fase hidup yang berat. Tahun ini, kita sudah mampu sedikit berdamai dengan keadaan. Memang, pandemi belum usai. Namun, adaptasi kebiasaan baru (saya lebih suka istilah ini daripada new normal) membiasakan kita untuk melakukan sesuatu dengan cara baru dan berbeda. Yang paling terasa di sini adalah kuliah online. Dulu, mahasiswa mau gak mau harus bergegas siap-siap ke kelas untuk kuliah sebelum diusir dosen. Sekarang, mahasiswa sudah bisa kuliah di tempat tinggal asrama masing-masing. Asal online dan berpakaian rapi sudah cukup buat kuliah. Akan tetapi, hal gak enak dari kuliah online adalah tugasnya. Numpuk, coy!


Saya sendiri tak ketinggalan untuk membuat hal baru. Paling penting adalah memperbarui niat nge-blog lagi. Maklum, saya baru menulis satu artikel sebelum artikel ini. Dikit banget, dah! 2021 sudah berjalan 4 bulan koq baru 1 artikel yang tayang? 


Lha wong nganu! Udah gak pernah jalan-jalan lagi. Jadi bingung mau blognya mau diisi apa!


Daripada bingung, saya akan bercerita tentang blog ini. Ada hal baru dari blog ini. Blog ini sudah ganti alamat ke ikhalidian.my.id. Meskipun ganti alamat, isinya tidak berubah, koq! Jadi, buat yang mau baca artikel terdahulu, cek saja arsip atau label! Ada cerita di balik pergantian alamat ini.


Gimana Ceritanya?

Tahun 2020 lalu, saya sudah ada keinginan untuk menamai blog ini dengan ikhalidian. Lebih enak aja buat diucapkan daripada menggunakan nama sebelum ini (alraihan(dot)id, digunakan kurun waktu 2016-2017an). Namun, apa daya takdir tidak berjodoh. Ketika saya buka idwebhost, domain dengan nam tersebut tidak tersedia. Utak-atik nama,muncullah ide nama ianikhalid. Setelah buka-buka lagi idwebhost, nama itu ternyata tersedia. Saya belum kepikiran untuk melirik domain my.id, masih ngebet punya domain .com. Alasannya sih, waktu itu masih mikir domain my.id adalah domain murahan. Enggak bisa menarik pembaca sebanyak domain .com. 


Setahun berlalu, saya masih mapan di alamat ianikhalid.com. Sebenarnya, masih pengen punya nama ikhalidian. Agak aneh kalau melafalkan ianikhalid. Gak marem rasanya di mulut! Cuman ya gimana lagi, udah terlanjur beli! Mosok sudah beli mahal-mahal tidak dimanfaatkan? Saya maksimalkan sebaik mungkin dengan artikel-artikel menarik seperti cerita jalan-jalan. Hasilnya lumayan, pengunjung pun meningkat! Komentar banyak berdatangan berbanding tahun-tahun sebelumnya yang sepi dari komentar.


Sayang, romantisme (gak romantis-romantis amat, sih!) dengan ianikhalid.com harus berakhir pada Februari 2021 lalu. Ketika itu, saya yang jarang banget buka idwebhost kepikiran untuk membukanya lagi. Tiba-tiba, nongol notifikasi kalau domain.com-nya menuju jatuh tempo! Masalahnya bukan cuma jatuh tempo, tapi juga biaya perpanjangannya juga mahal! 


Dari situlah terpikir untuk pindah alamat. Saya penasaran dengan domain my.id. Cek harga, ternyata murah pake banget! Lebih murah dari kuota bulanan. Setelah mendaftar, saya memilih metode pembayaran dengan transfer. Transfer ternyata tidak semudah biasanya; ATM yang saya tuju sedang dalam perbaikan. Pindah ke ATM lain, sama saja! Akhirnya pindah metode pembayaran ke pembayaran via Alfamart. Ternyata tidak mudah juga; Alfamart yang jadi tujuan saya berada di sekitar alun-alun Ponorogo yang jaraknya ± 7 km. Masuk Alfamart, ternya mbak-mbaknya malah gak paham. Piye tho mbak, mbak??? 😪. Saya pun pindah ke Alfamidi yang masih satu jalan. Untungnya kali ini mas-mas kasir paham. Saya kasih kode booking, langsung bisa bayar. Setelah membayar, saya pulang dan otak-atik blod. Akhirnya nama baru pun lahir.


Ada Apa dengan ikhalidian?

Awalnya saya tidak ada bayangan apa-apa terkait nama ini. Ikhalidian hanyalah gabungan dari dua kata dalam nama saya: Ikhalid dan Ian. Ikhalid adalah nama depan, dan Ian adalah nama panggilan saya di rumah. Dua kata tersebut saya tuangkan dalam nama blog ini. Lha wong sudah dikasih nama bagus-bagus dari orang tua koq tidak digunakan?


Selain itu, dibandingkan dengan nama sebelumnya, ikhalidian lebih enak diucapkan. Nama blog ini lebih enak diucapkan karena lebih mengalir di mulut saya. Apalagi, nama ikhalidian diakhiri dengan huruf “N” yang enteng, dibandingkan dengan ianikhalid yang berakhiran “D”. Kedengarannya seperti berakhiran “T” yang akibatnya bisa salah alamat. Mosok harus pake qolqolah biar gak salah?!


Lagipula, nama ikhalidian lebih runtut secara penulisan dibandingkan ianikhalid. Kebiasaan yang umum berlaku dalam penulisan nama adalah menuliskan nama depan baru diikuti julukannya. Contohnya: Surendro “Yoyo” Prasetyo (drummer Padi) atau Sergio “Checo” Perez (pembalap F1).

Hanya alasan tersebut di balik pemilihan nama ikhalidian. Itu saja!

Namun, ternyata menurut Feldi, salah seorang sobat karib saya, susunan nama tersebut berarti kalau saya mau mencari pengikut. Itu terjadi ketika saya mengganti username instagram saya (saya sudah menggunakan ikhalidian sebagai username Twitter dan Instagram sebelum nama blog ini). Feldi nyeletuk begitu mengetahui saya mengganti username, “Wih, mau nyari pengikut, nih?!” katanya. Waktu itu saya belum sadar betul akan hal itu. Akan tetapi, saya baru ngeh kalau ternyata akhiran -ian diartikan sebagai teori, pemikiran, atau madzhab yang dinisbatkan kepada pencetusnya, seperti Grotian bagi teori hukum internasional yang digagas oleh Hugo Grotius. Ya, mudah-mudahan blog ini juga menelurkan buah pikir yang menginspirasi banyak orang.

Mengapa my.id?

Domain my.id adalah domain level tinggi asli Indonesia selain .id dan turunannya. Domain ini ditujukan kepada blog personal di samping web.id. Untuk menggunakan domain ini, kita cukup melakukan verifikasi dengan alamat email aktif. Pendaftarannya bisa dilakukan di registrar-registrar resmi. Saya sendiri memesannya di idwebhost sejak 2016 ketika masih nekat pakai .id.
Menggunakan alamat my.id tentu saja ada alasannya. Alasan pertama adalah ia lebih murah. Harga domain my.id hanya berkisar Rp 10.000,00. Harga di setiap registrar mungkin akan berbeda. Silakan cek di setiap registrar terdaftar di PANDI.

Buat blogger receh kayak saya, memilih domain my.id adalah pilihan yang pas. Dengan blog yang belum seberapa ini, blog bisa lebih berkualitas karena domain yang digunakan adalah domain level tinggi. Sudah top, murah pula! Tentu saja ada catatan: asalkan diisi dengan konten unik dan bagus. 
Ada beberapa blogger yang menggunakan domain my.id yang biasa saya kunjungi. Ada kanggmasjoe yang isinya curhatan pribadinya mas Dodo Nugraha. Adik-adik kelas alumni Gontor 2018 punya inspiring.my.id untuk alamat website mereka. Ada banyak pula blogger dengan domain my.id yang kontennya seperti blog dengan domain .com. Kunjungan blognya juga cukup oke. Toh, kangmasjoe juga punya visitor yang lumayan


Mungkin itulah sedikit cerita di balik alamat baru blog ini. Mudah-mudahan bisa terus meningkatkan niat blogging saya (susah banget soalnya. Sumpah!) Saya menerima kritik, saran, dan masukan terkait apa yang perlu dibahas di blog ini. Semoga bisa menginspirasi teman-teman blogger lain.

Posting Komentar

5 Komentar

  1. Selamar atas alamat barunya, mas..
    Sama sama my.id nih kitaa 😀😀

    BalasHapus
  2. Selamat buat alamat barunya Mas.
    Semoga bisa lebih semangat lagi dan menulis lebih banyak lagi. 💪

    BalasHapus
  3. selamat atas alamat barunya. semoga konsisten update ya. aamiin. ini pakai self hosting ya ? semangat!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nganu, mbak...! Blog ini masih nebeng dari blogspot 😁. Sekarang ini yang paling penting adalah konsistensi dalam meng-update konten.

      Hapus