Indonesia merdeka bukanlah sembarang hadiah
apalagi turun dari langit. Kemerdekaan Indonesia merupakan buah perjuangan umat
Islam yang bertarung melawan penjajah. Mereka yang mengumandangkan takbir,
mengacungkan senjata untuk mengusir penjajah. Di masa kebangkitan nasional,
banyak ulama dan intelek muslim telah berjihad untuk membina bangsa melalui
pendidikan. Kita mengenal HOS. Tjokroaminoto, KH. Hasyim Asy’ari, KH. Ahmad
Dahlan, KH. Imam Zarkasyi dan lain-lain, mereka lah pahlawan ummat dengan pena
dan pendidikan. Sebelum Indonesia merdeka, para ulama juga turut andil dalam
merumuskan dasar negara dan mendirikan Indonesia sebagai negara merdeka.
Setelah Indonesia merdeka, umat Islam mengisi kemerdekaan dengan berbagai
jalan, mulai dari politik, pendidikan, dakwah hingga ekonomi.
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia
merupakan kristalisasi dari nilai-nilai agama Islam. Nilai ketuhanan? Jangan
ditanya! Islam menyatakan bahwa mengesakan Allah (tauhid) merupakan harga mati.
Islam juga menganggap manusia setara dan memperlakukan manusia secara adil. Islam
juga mengajarkan manusia untuk saling bersatu. Allah berfirman: Dan berpeganglah
kepada tali (agama) Allah, dan janganlah berpecah belah (Ali Imran:103). Islam
juga menganjurkan musyawarah untuk mengambil keputusan agar semua kepentingan
dapat terpenuhi. Terakhir, Allah menyuruh kita untuk berlaku adil terhadap
semua manusia.
Sebagai warga negara
Indonesia yang taat berislam, kita saat ini menghadapi tantangan besar nan
berat. Tantangan ini erat dengan masa depan Islam di Indonesia. Apakah akan
bertahan atau malah akan hilang? Apalagi di era reformasi ini nilai-nilai dan
ideologi bebas bersliweran. Tantangan tersebut adalah seberapa jauhkah kita
mampu mengisi Pancasila dan bagaimanakah kita mengisinya. Apakah Pancasila
hanya sekedar disampaikan melalui ucapan yang itupun hanya seminggu sekali
dalam upacara bendera? Ataukah ia benar-benar diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari? Kita mesti berkaca diri dan muhasabah sejauh mana kita
mengamalkannya.
Apa yang harus kita lakukan?
Di balik semua
keluh-kesah tentang keadaan Indonesia saat ini, masih ada harapan bagaimana
masa depan Indonesia. Telah banyak yang mengharumkan nama Indonesia. Musa, di
usianya yang masih 3 tahun, telah menjadi juara dalam kompetisi hafidz Al-Quran
tingkat internasional. Masih banyak pula pemuda yang belajar agama Islam atau
mengembangkan diri mereka melalui kegiatan-kegaiatan positif. Ada juga yang
belajar meningkatkan kualitas diri dengan ilmu pengetahuan di sekolah-sekolah
dan pondok-pondok pesantren.
Sebagai generasi
muda yang akan meneruskan estafet perjuangan umat dan bangsa, kita harus
benar-benar mengerti jati diri kita. Agama dan bangsa ini merupakan amanat dan
tanggung jawab yang harus kita pikul bersama. Boleh kita belajar jauh-jauh ke
luar negeri, boleh kita berinovasi dan mengerahkan potensi kita, asal tetap
bertanggung jawab atas segala perbuatan kita. Ajaran Islam yang bersumber dari
Al-Quran dan Sunnah kita pertahankan, Pancasila sebagai ideologi bangsa harus
kita tegakkan. Dengan mengamalkan semua ajaran ini, pemuda Indonesia akan
mempunyai harapan untuk mengantarkan Indonesia lebih baik.
0 Komentar