Masa Orientasi di Unida Tak Cukup Hanya Sekali!!

Masih hangat dalam bayangan saya bagaimana sibuknya mempanitiai Ospek Unida Gontor bulan Juli lalu. Betapa sibuknya teman-teman panitia mengurusi berbagai hal, mulai dari memburu dosen pemateri, menindak camaba yang bermasalah, hingga berpusing ria dengan hal remeh-temeh macam yel-yel dan kode panggil untuk peserta dan panitia.
Beberapa hari lalu, Pondok Modern Darussalam Gontor mengadakan Apel Tahunan Pekan Perkenalan Khutbatu-l ‘Arsy. Turut hadir semua mahasiswa dan dosen Universitas Darussalam Gontor. Salah seorang teman mengulas agenda akbar tahunan ini dalam dua tulisannya di airmatapenaku.blogspot.co.id (Baca juga catatan Ihsan Iskandar tentang Khutbatu-l 'Arsy di Gontor dan catatannya tentang Khutbatu-l 'Arsy di Unida Gontor)
Pekan ini, saya lagi-lagi berkutat ke perkara masa orientasi. Masa orientasi untuk seluruh keluarga besar Hubungan Internasional Unida Gontor. Belum lagi kami, pengurus Himpunan Mahasiswa Prodi Hubungan Internasional Unida (HMP-HIU) harus membagi personel ke kampus Unida Gontor Putri, tempat para mahasiswi HI perdana. Sudah tiga masa orientasi yang saya ikuti untuk semester ini.
Untuk ukuran kampus Unida, Ospek program studi merupakan sebuah makanan “baru”. Ketika saya menjadi mahasiswa baru, ospek fakultas atau prodi merupakan hal asing. Namun, seiring zaman berkembang, setiap fakultas dan prodi mulai mengadakan pekan orientasinya masing-masing. Ospek pun seakan menjadi ajang semua fakultas berlomba-lomba untuk menunjukkan merekalah yang terbaik di kampus ini.
Jika saya mengingat-ingat kelas Kepondokmodernan oleh ust. Dr. Ahmad Hidayatullah Zarkasyi, -hafizhahullah- (Dekan Fak. Humaniora dan putra pendiri PM Gontor, KH. Imam Zarkasyi –Allah yarham) tentang filosofi Khutbatu-l ‘Arsy, beliau mengumpamakan Khutbatu-l ‘Arsy merupakan pidato seorang raja di atas singgasananya. Secara erimologis, Khutbatu-l ‘Arsy mengandung dua kata bahasa Arab, Khutbah dan ‘Arsy. Khutbah berarti pidato dan ‘Arsy berarti singgasana. Jadi Khutbatu-l 'Arsy bisa diartikan sebagai “pidato (di atas) singgasana). Tidak sembarangan pidato, pidato ini memperkenalkan apa-apa yang ada di dalam kerajaannya berupa nilai-nilai material dan sosial. Pidato ini juga merupakan perjanjian kesepakatan antara sang raja dengan masyarakat. Masih menurut beliau, Khutbatu-l ‘Arsy di Gontor meruapakan pengikatan kesepakatan antara kiai dan santri. Bagi santri baru, mereka membuat kesepakatan baru untuk tetap hidup di Gontor dengan segala nilai, disiplin dan sunnahnya dan bagi santri lama, mereka memperbaharui kesepakatan untuk tetap menjalankan sunnah pondok.
Melihat fenomena Ospek fakultas/prodi di Unida Gontor yang tergolong baru, secara pribadi saya memandang ini adalah “leap of history” dan hal yang baik. Mengapa?
Sesi Sosialisasi Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Unida Gontor
Masa orientasi program studi merupakan hal yang baik untuk memperkenalkan program studi kepada mahasiswa baru, baik kegiatan akademik maupun kegiatan penunjang akademik. Meskipun Unida Gontor memiliki sistem dan kegiatan yang seragam dan terintegrasi, setiap fakultas atau prodi pastinya memiliki  karakter sendiri. Sesuai peribahasa “lain ladang, lain belalang. Lain lubuk lain ikannya”, setiap prodi pasti memiliki struktur dan kultur masing-masing. Di sinilah perlu ada orientasi agar mahasiswa menghayati program studi tempat ia menuntut ilmu.
Tidak hanya untuk mengenalkan fakultas, masa orientasi juga merupakan masa pengikatan kesepakatan antara sang raja--yakni dekan atau ketua prodi—dengan para mahasiswa. Mahasiswa baru harus mengadakan kesepakatan untuk belajar di kampus ini dalam program studinya dengan sungguh-sungguh. Mereka juga harus siap untuk menjalani kehidupannya secara kaffah. Mahasiswa lama juga akan memperbaharui kesepakatan untuk melanjutkan studi mereka di fakultas/prodi mereka. Kesepakatan ini diadakan agar mereka  lebih bertanggung jawab kepada diri sendiri dan almamater.
Masa orientasi juga merupakan ajang kekompakan antar fakultas dan program studi. Mahasiswa baru pastiya belum mengenal dosen atau kakak kelasnya. Mereka tentu agak canggung jika diminta untuk berkenalan. Dengan kegiatan-kegiatan seperti sosialisasi, olahraga bersama dll para mahasiswa baru akan mengenal teman-teman, kakak angkatan dan dosennya secara otomatis. Cara ini juga lebih efektif mengingat mereka akan menempuh perjalanan panjang dalam perkuliahan. Jika mereka sudah saling mengenal dan memperkuat silaturrahim dengan lingkungannya, akan timbul rasa solidaritas di antara mereka dan aktivitas almamater lebih hidup.
Dari tulisan sederhana ini, kita dapat menyimpulkan bahwa masa orientasi fakultas atau program studi yang merupakan hal baru di Unida adalah “bid’ah hasanah”. Orientasi fakultas berisi pengenalan lebih lanjut mengenai program studi karena ada hal berbeda di setiap program studi. Masa orientasi juga merupakan “perjanjian” bagi mahasiswa aga lebih serius dalam studinya. Terkahir, ia adalah ajang memperkuat silaturrahim antar civitas academica. Lupakan ospek jahiliyyah yang dulu! Ini zamannya pengenalan berbasis kekeluargaan. Maka orientasi studi di Unida tidak cukup hanya sekali!


Posting Komentar

0 Komentar