Setiap orang memiliki sikap berbeda dalam
menanggapi lingkungannya. Ada yang peduli dan ada pula yang cuek. Mereka yang
peduli akan melakukan segala cara dalam menyikapi suatu masalah agar lekas
selesai. Sedangkan si cuek masa bodoh. Dia tidak pernah menghiraukan apapun
yang ada di sekelilingnya. Apabila dikabari tentang suatu hal, paling banter
dia akan menanggapi, “Oh, gitu,ya?” tanpa ada respon lain atau melakukan
sesuatu. Responnya mungkin hanya kepada sesuatu yang sesuai dengan kepentingannya.
Hal-hal lain di luar kepentingannya ia abaikan.
Saya sendiri termasuk orang yang tidak terlalu
peduli juga tidak cuek-cuek amat. Semua tetap saya perhatikan namun topik yang
menarik minat saya akan saya tanggapi. Akan tetapi semakin lama, saya merasa
semakin cuek. Saya terkadang mengabaikan hal-hal yang bukan minat saya,
meskipun sedang tren. Sering kali saya tinggalkan obrolan apabila topiknya tak
sesuai minat. Tak hanya itu, beberapa kali pula saya dimintai tolong oleh
teman-teman. Saat itu, saya sedang asyik melakukan sesuatu, entah main game
atau hal lain. Akhirnya saya kadang mengabaikan permintaan teman tadi. Akibatnya,
saya menjadi kurang update dan pergaulan dengan teman-teman agak renggang
karena saya kerap kali mengacuhkan obrolan. Lebih lagi, saya sering
bertanya-tanya, “Apa dia gak percaya lagi?” karena beberapa kali saya
tinggalkan dia. Karena sikap cuek ini, saya dikatai kurang peka terhadap
lingkungan sekitar oleh ibu saya sendiri.
Mengapa saya menyebutkan beberapa hal tentang saya
di atas? Saya memberanikan diri untuk
mengungkapkannya agar menjadi evaluasi diri dan semoga semua yang
membacanya bisa belajar dari tulisan ini. Kiranya ini bisa menjadi muhasabah diri agar tidak mengulangi kesalahan yang sama. Tentunya
semua tidak ingin melakukan suatu hal jelek dua kalinya kecuali mereka yang
keras kepala. Rasulullah saw. pernah bersabda, “Janganlah seorang muslim
terperosok ke dalam lubang yang sama dua kali.”
Sebenarnya tidak salah untuk cuek terhadap
sesuatu hal. Masalahnya adalah apabila anda mengabaikan teman anda, dia akan
balik mengabaikan anda. “Ngapain ane bantuin dia? toh dia kemaren gak bantuin
ane.” Mungkin kalimat itu yang terbersit dalam pikirannya saat anda meminta bantuan
kepadanya dan anda pernah tidak menghiraukan permintaannya. Apabila hal ini terus
menerus terjadi, berapa orang teman sudah anda tinggalkan. Berapa orangkah yang
sudah tidak mempercayai anda? Semakin kita mengacuhkan teman, semakin besar
pula kita kehilangan kepercayaan orang lain yang sangat mahal harganya.
Kerja bakti dapat melatih kepedulian terhadap lingkungan |
Bagaimana untuk mengembalikan kepedulian kita?
Sebenarnya tidak sulit asal mau menjalaninya. Yang terpenting adalah kita harus
memulainya dari diri sendiri. Saya ingat pesan seorang da’i kondang Abdullah
Gymnastiar atau yang akrab disapa Aa Gym. Beliau selalu menyebutkan 3M untuk
menata kehidupan kita. 3M tersebut adalah: Mulailah dari hal yang kecil,
mulailah dari diri sendiri dan mulailah saat ini. 3M dari Aa Gym sepertinya
tepat untuk menumbuhkan kepedulian dalam diri kita. Pedulilah terhadap hal
kecil, seperti membuang sampah ke tempatnya setiap kali memasuki kamar mandi.
Hal tersebut memang remeh, tapi berarti apabila dilakukan. Coba bayangkan,
apabila sampah di kamar mandi umum menumpuk, saluran air akan mampet dan kita
tak akan nyaman menggunakannya. Dengan memulainya saat ini juga, rasa
kepedulian kita akan semakin meningkat dan orang akan semakin percaya dengan
kita karena kita mempunyai jiwa empati yang tinggi.
0 Komentar