Barisan para peserta Lomba Perkemahan Penggalang dan Penegak (LP3) 2014. |
Gontor mengutamakan pendidikan
kepribadian dalam mendidik santri-santrinya. Pendidikan karakter ini bertujuan
untuk mencetak kader-kader pemimpin ummat. Dalam mendidik mental, Gontor tidak
hanya memberikan teori, namun juga mendidik dengan praktik. Penugasan-penugasan
yang diadakan merupakan pelatihan karakter santri-santrinya. Seorang santri
yang ditugaskan untuk menjadi piket malam, misalnya, dituntut untuk tidak tidur
semalaman demi menjaga keamanan pondok. Santri tersebut dilatih untuk
bertanggungjawab kepada pondok dalam
keamanannya di malam hari. Ketika terjadi kehilangan di area yang ia jaga,
pasti santri yang berjaga di tempat tersebut akan dimintai pertanggungjawaban
dan dikenakan sanksi apabila ia terbukti lalai dalam mengerjakan tugasnya. Dari
satu contoh ini, dapat disimpulkan bahwa Gontor melatih santrinya untuk
menumbulkan mental-mental pemimpin dari diri mereka.
Salah satu contoh yang ingin pendidikan
kepribadian yang ingin saya angkat dalam pembahasan kali ini adalah kepramukan.
Kegiatan pramuka di Gontor berlangsung setiap hari Kamis dari setelah shalat
Zhuhur sampai adzan Ashar berkumandang. Di dalam latihan pramuka, para santri
dilatih skill-skill kepramukaan, seperti latihan morse, semaphore, tali temali
dan sandi-sandi. Dalam latihan pramuka, santri dibagi ke dalam 10 gugus depan
(gudep) dan di setiap gudep dibagi kembali ke beberapa regu yang masing-masing
regu terdapat ± 10 orang santri. Setiap gugus depan dipimpin oleh seorang
pembina gugus depan (bindep) dan menaungi pembina-pembina satuan. Seluruh gugus
depan dikoordasikan oleh Koordinator Gerakan Pramuka dalam segala hal yang
berkaitan dengan kegiatan kepramukaan, seperti latihan, perlengkapan latihan
dan kegiatan-kegiatan lain di luar latihan.
Setiap gugus depan memiliki pasukan
khusus (pasus). Para pasukan khusus dilatih langsung oleh bindep di setiap
gugus depannya. Mereka mendapat porsi latihan lebih banyak dari anggota pramuka
lainnya, kurang lebih 4 kali seminggu. Mereka juga akan berbaur dengan pramuka
lain di latihan rutin hari Kamis. Di sana, mereka akan berlatih bersama dan
membantu pembina satuan. Mereka juga akan berkompetisi dengan pasus dari gudep
lain. Perlombaan kepramukaan biasanya rutin tiga tahun sekali, yakni Lomba
Tingkat (LT), Scout Olympiade untuk ranah antar gudep di Gontor dan Lomba
Perkemahan Penggalang dan Penegak (LP3); perlombaan perkemahan antar gudep dan
pondok Gontor cabang serta pondok alumni se-Indonesia. Selain itu, pasus
melakukan kegiatan lain di dalam gudep mereka semisal lomba antara dua gudep,
hiking, shalat sunnah bersama, dan belajar menjelang ujian.
Lomba pionering, salah satu kompetisi bagi Pasukan Khusus (Pasus). |
Di tingkat gugus depan sendiri ada
kompetisi untuk para anggota non-pasus. Ada Perkemahan Kamis-Jumat (Perkajum)
dan perlombaan-perlombaan antar asrama atau antar gudep bagi para anggota.
Perkajum biasanya diadakan 3-4 kali per semester. Pesertanya bisa dari para
pasus atau para anggota secara bergilir. Perlombaan-perlombaan bagi anggota
biasanya bertepatan dengan Scout Olympiade bagi pasus. Kegiatan kepramukaan
lain di luar gugus depan ialah Satuan Karya (Saka) Bhayangkara, SAR Dirgantara,
Dewan Kerja Koordinator (DKK), Pasukan Garuda (Pasga) dll. Gontor juga mengirim
utusannya untuk berlomba di lomba perkemahan di tingkat nasional dan
internasional. Terakhir, Gontor mengirim utusan untuk Minangkabau Internasional
Scout Camp (MISC) di Sumatera Barat pada tanggal 23-28 Desember 2015.
Dalam latihan kepramukaan, para
santri berlatih macam-macam skill kepramukaan yang tidak mereka dapatkan di
kelas. Di balik itu, para santri dilatih untuk mengasah mental-skill. Mereka
dilatih untuk berdisiplin, disiplin waktu dan pakaian. Setiap latihan, mereka
harus berseragam pramuka lengkap dengan atributnya dan harus datang tepat
waktu. Mereka juga dilatih untuk bisa mengembangkan potensi diri melalui
latihan-latihan. Kebersamaan mereka dalam regu juga dilatih; bagaimana agar
latihan terasa menyenangkan dan berkesan. Jiwa kompetisi mereka juga dilatih
dalam setiap perlombaan. Perlombaan yang merupakan ujian menuntut mereka untuk
mengeluarkan kemampuan puncaknya. Rasa sportifitas mereka pun dilatih, dilatih untuk
berlapang dada menerima hasil keputusan para juri.
Tak hanya para anggota, pembina
satuan, bindep dan Koordinator juga dilatih. Mereka dilatih agar mampu
mengorganisasikan kegiatan agar kepramukaan membawa hasil bagi para anggota.
Mereka juga dilatih agar mampu melatih para anggota dengan baik. Yang
terpenting adalah kepemimpinan mereka juga dilatih. Pembina satuan dilatih
untuk memimpin dan membina para regu dan Koordinator serta bindep dilatih untuk
memimpin dan membina para pramuka. Dari seluruh kegiatan ini, santri Gontor
dalam sekali latihan kepramukaan telah berlatih untuk mengembangkan mental dan
akhlak mereka. Bayangkan dalam sebulan berlatih pramuka mereka berlatih minimal
4 kali dalam sebulan, 4 kali pula mental dan kepribadian mereka dilatih.
0 Komentar